Kesulitan Makan Pada Anak


Anak balita yang berusia 1–5 tahun merupakan kelompok yang rawan  terhadap masalah gizi. Pada masa ini  anak mengalami pertumbuhan  dan  perkembangan yang sangat pesat, sehingga membutuhkan asupan makanan yang  cukup dan  bergizi. Makanan yang bergizi adalah makanan yang mencakup karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein.  Makanan yang bergizi  kurang  dikonsumsi anak karena pada anak usia 1-5 tahun sering timbul masalah terutama dalam pemberian makanan karena faktor kesulitan makan pada anak (Maulana, 2007).
Kesulitan makan pada anak merupakan masalah yang sangat  sering dihadapi orang tua, dokter dan petugas kesehatan lain. Keluhan yang sering muncul adalah anak tidak mau makan, menolak makan, proses makan yang terlalu lama, hanya mau minum saja, kalau diberi makan muntah, mengeluh sakit perut,  bahkan ada yang disuruh makan marah–marah  bahkan  mengamuk. Keluhan–keluhan yang sering muncul pada balita menunjukkan tanda–tanda gangguan kesulitan makan (Ferdinand, 2008). Gangguan sulit makan sering dialami anak-anak usia 1–5 tahun. Usia 1-5 tahun biasanya anak menjadi sulit makan karena semakin bertambahnya aktivitas mereka seperti bermain dan berlari sehingga kadang mereka menjadi malas untuk makan. Selain itu, pola pemberian makan yang tidak sesuai dengan keinginan anak dapat menyebabkan anak menjadi sulit makan, sedangkan pada balita terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan kecukupan  nutrisi. Nutrisi yang dikonsumsi pada usia balita mengalami banyak perubahan mulai dari perubahan bentuk makanan mulai dari ASI, makanan bertekstur halus dan sampai akhirnya makanan bertekstur padat sebagai asupan utama (Irwanto, 2002). Makanan padat sebagai asupan utama pada balita tidak akan bisa diberikan jika pada balita tersebut mengalami gangguan kesulitan makan. Gangguan  kesulitan makan  sangat penting diperhatikan  karena dapat mengakibatkan dampak negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan diantaranya adalah kekurangan gizi, menurunnya daya intelegensi dan menurunnya daya tahan anak yang berakibat akan  menghambat tumbuh kembang optimal pada balita (Santoso, 2009). Prevalensi gizi kurang yang disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya  akibat  pemenuhan nutrisi yang tidak adekuat adalah 19,2 % dan gizi buruk 8,3 %.  Penelitian yang dilakukan Fitriani (2009)  diperoleh cara pemberian makan pada anak yang mengalami kesulitan makan didapatkan makan dengan cara dipaksa yaitu disuapi (100%), suasana makan sambil bermain (87,0%), variasi makanan baik (78,0%), waktu makan tidak teratur (63,6%), frekuensi makan buruk (78,1%) dan jenis makan sesuai dengan usia (100%). Kota Banda Aceh tahun 2011 didapatkan 786 balita masuk  kategori  bawah garis merah (BGM) yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dari makanan (Aceh Tribune, 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar