pengaruh karakteristik individu (pendidikan, masa kerja, pengalaman kerja, pelatihan) dan motivasi (tanggung jawab, pengakuan, pengembangan, kondisi kerja, imbalan) terhadap kompetensi bidan dalam perawatan bayi baru lahir di RSIA Pemerintah Aceh.

Maret, 2011

Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentu status kesehatan. Pelayanan kesehatan neonatal dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Pertumbuhan dan perkembangan bayi periode neonatal merupakan periode yang paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi.
Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal pada bulan pertama kehidupan dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis dan komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih 98% kematian ini terjadi di negara berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan pencegahan dini dan pengobatan yang tepat.
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Pemerintah Aceh tahun 2010 angka kematian bayi di Aceh berkisar 37/1.000 kelahiran hidup, dengan jumlah kematian neonatal 655 jiwa. Penyebab kematian karena asfiksia sebanyak 180 jiwa, BBLR sebanyak 178 jiwa, infeksi sebanyak 14 jiwa, tetanus sebanyak 4 jiwa, perdarahan tali pusat 22 jiwa dan lain-lain 257 jiwa. Data dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Pemerintah Aceh tahun 2010, jumlah kasus bayi baru lahir dengan asfiksia sebanyak 62 kasus, dan jumlah kematian bayi karena asfiksia dan komplikasi lainnya sebanyak 10 jiwa sedangkan jumlah kasus yang datang dengan peradarah tali pusat sebanyak 3 kasus yang dapat tertangani dengan baik
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berperan sebagai provider dan lini terdepan pelayan kesehatan yang dituntut memiliki kompetensi profesional dalam menyikapi tuntutan masyarakat di dalam pelayanan kebidanan. Kompetensi profesional bidan terkait dengan asuhan persalinan dan bayi baru lahir. Karenanya, pengetahuan, keahlian dan kecakapan seorang bidan menjadi bagian yang menentukan dalam menekan angka kematian saat melahirkan. Bidan diharapkan mampu mendukung usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yakni melalui peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.
Menurut Spencer dan Spencer (1993) dalam Hutapea dan Thoha (2008) kompetensi didefinisikan sebagai karakteristik dasar seseorang yang ada hubungan sebab-akibatnya dengan efektivitas kerja. Wibowo (2008) mendefinisikan kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi juga menunjukkan karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan oleh setiap individu yang memampukan mereka untuk melakukan tugas dan tanggungjawab mereka secara efektif dan meningkatkan standar kualitas profesional dalam pekerjaan mereka. Kompetensi bidan yang diperlukan untuk mampu memberikan pelayanan kebidanan apabila memilki 3 kriteria, yaitu: knowledge (pengetahuan), attitude (sikap), practise (keterampilan).
Kompetensi bidan meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan.. Untuk memenuhi kompetensi yang diharapkan sesuai dengan persyaratan, seorang bidan harus rajin mengikuti perkembangan ilmu melalui berbagai sarana yang ada. Bidan harus menguasai standar kompetensi yang telah diatur dalam peraturan Kepmenkes RI No.369/Menkes/SK/III/2007 yang merupakan landasan hukum dari pelaksanaan praktik kebidanan.
Salah satu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah pelayanan kebidanan yang menangani berbagai masalah/kasus kebidanan seperti pelayanan kebidanan pada bayi baru lahir  dan yang sangat berperan dalam pemberian pelayanan kebidanan adalah bidan. Pelaksanaan pelayanan kebidanan di rumah sakit dipengaruhi oleh bidan itu sendiri, karena bidan harus memiliki kompetensi dalam memberikan pelayanan kebidanan. Faktor yang diperhitungkan dapat meningkatkan kompetensi bidan adalah tingkat pendidikan, masa kerja dan pelatihan yang diikuti dan motivasi yang dimiliki oleh bidan, karena motivasi kerja merupakan faktor yang bisa mencerminkan sikap dan karakter seseorang dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dengan motivasi kerja yang tinggi maka bidan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan profesional . Kompetensi yang dimiliki seorang bidan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap intervensi apa yang bisa diberikan bidan dalam menangani masalah kebidanan agar dapat mengurangi angka kematian.
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Pemerintah Aceh mempunyai fungsi yang utama sebagai penyelenggara pelayanan dan asuhan kebidanan serta keperawatan ibu dan anak, yang memberi kontribusi yang besar terhadap misi pemerintah Aceh terhadap pelayanan kesehatan terutama terhadap kesehatan ibu dan anak. Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari RSIA Pemerintah Aceh, bidan yang bertugas sebanyak 46 orang bidan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Hasil interview dengan beberapa bidan yang bertugas di RSIA Pemerintah Aceh diperoleh informasi bahwa bidan masih kurang termotivasi pada pekerjaannya karena minimnya kesempatan mengikuti pelatihan-pelatihan asuhan kebidanan yang akan meningkatkan kompetensi mereka dalam memberikan pelayanan kebidanan, penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan masih rendah, sarana dan prasarana yang belum memadai, belum maksimalnya pelayanan kebidanan yang diberikan karena tanggung jawab yang berat karena banyaknya pasien. Selanjutnya pengetahuan dan keterampilan bidan dalam menangani kasus – kasus bayi baru lahir dengan resiko tinggi seperti asfiksia bayi baru lahir masih kurang, dalam menangani kasus asfiksia mereka berpedoman pada buku acuan asuhan kebidanan dan Standart Operational Procedur (SOP) rumah sakit, keadaan ini disebabkan belum semua bidan memperoleh kesempatan untuk mengikuti pelatihan, dan pengalaman kerja mereka yang berbeda- beda.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik individu (pendidikan, masa kerja, pengalaman kerja, pelatihan) dan motivasi (tanggung jawab, pengakuan, pengembangan, kondisi kerja, imbalan) terhadap kompetensi bidan dalam perawatan bayi baru lahir di RSIA Pemerintah Aceh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar